Monday, August 14, 2006

Kerinduanku

Kerinduanku Seorang Bapa sedang berkumpul dengan anak-anakNya. Salah satu dari anak tersebut bertanya “Bapa, jika aku menuruti perintahMu, ke gereja setiap minggu tanpa pernah absent, aku rajin membaca alkitab, dalam setiap tindakanku aku tak pernah lupa menyertakanMu dengan berdoa padaMu, aku juga mempersembahkan sepersepuluh sebagian penghasilanku untukMu bahkan terkadang aku memberikan semua padaMu bapa. Apa yang bisa kau beri padaku, Bapa??” “Aku akan memberiMu air mata, anakKu” jawab Bapa tersebut. Sesudah Bapanya menjawab demikian, anak tersebut tertegun. Dia terdiam lama sekali dan berpikir dengan keras sekali untuk mengerti maksud BapaNya. “Bapa, aku telah berpikir dengan begitu keras akan tetapi aku tidak dapat mengerti, mengapa engkau memberi aku segala cobaan dan penderitaan sehingga aku menangis. Mengapa tak Kau beri aku kesenagan sehingga aku tertawa, Bapa??” Bapa itu hanya tersenyum dan berkata “AnakKu yang Kukasihi, aku memberiMu air mata tersebut karena Aku merindukanMu” “Akan tetapi Bapa, jika atas semua yang telah aku berikan, kau hanya memberi aku air mata, adilkah ini Bapa??”. Dengan mata berkaca-kaca, Bapa tersebut menjawab “AnakKu, tahukah kamu betapa Aku sangat mencintaiMu. Tak ada sedikitppun niatKu untuk membuatmu menderita meskipun seringkali Kau melupakannKu disaat kau sedang bergembira. Saat engkau menangis, saat itu pula Aku menangis. Aku memberiMu air mata agar kau datang padaKu dimana Aku bisa mendekapMu dalam pelukanKu anakKu sehingga Aku bisa menghapus air mata tersebut. Aku sangat merindukanMu, anakKu. Dengan air mata itu, engkau akan Kukuatkan.” Kita sering mendapat cobaan yang terkadang tidak kita mengerti. Yakinlah selalu bahwa cobaan tersebut ada karena Tuhan sangat merindukan kita. Diambil dari Tiberias Fresher

Monday, July 10, 2006

2nd Week of July

Plaza Sentral, 9 Juli 2006 Pdt. Ara Siahaan (GTI Tiberias) "Hidup dalam bimbingan Tuhan" Mazmur 5 : 1 - 13 Contoh bimbingan Tuhan ada pada Mazmur 23 Apa yang harus dilakukan agar mendapat bimbingan Tuhan? 1. Kita harus mau mendekat kepada Tuhan Mazmur 22 dan Mazmur 23 : Daud setiap pagi-pagi dan malam selalu memberikan persembahan dan berdoa pada Tuhan. Jadi..salah satu cara : beribadah setiap hari dan setiap saat. Mengawali hari dengan Tuhan dan mengakhiri dengan Tuhan. 2. Kita harus mau dengar-dengaran Yohanes 10 : 4 - 5 Tidak cukup hanya mendekat, tapi juga harus mau mendengar dengan baik, suara Tuhan bisa datang dari Firman TUhan, teguran langsung maupun tidak langsung bahkan puji pujian. 3. Kita harus taat yang Tuhan katakan. Amsal 3 : 5 - 6 Cukup dengarkan dan langsung lakukan karna Tuhan tidak mungkin mau mencelakakan kita. 4. Kita harus hidup penuh pengucapan Syukur 1 Tesalonika 5 : 18 Jangan seperti bangsa Israel yang selalu bersungut sungut pada saat keluar dari Mesir. Selalu melihat segala sesuatunya dari sundut pandang Firman Tuhan. AMIN

Monday, June 26, 2006

Great Pic



Monday, June 05, 2006

Mazmur 50:23 Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; Siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan kuperlihatkan kepadanya.

Yohanes 13: 16-17 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap. Supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu diberkanNya kepadamu. Inilah perintahku kepadamu, Kasihilah seorang akan yang lain. Dia Sungguh Baik Dia mati bagiku Dia bangkit bagiku Dian Tuhan Allah penyelamatku Kuasa maut dikalahkan hidupku dipulihkan Doa Tuhan Allah kemnanganku Dia sungguh baik, Dia sangat baik Yesus, Dia baik bagiku Dia sungguh baik, Dia sangat baik Yesus, Dia baik bagiku Dia ada di dalamku bergerak di hidupku Dia Tuhan Allah kekuatanku Dia penuhi hatiku dengan kuasa kasihNya Dia Tuhan Allah kemnanganku He is so good to you He is so good to me Jesus, He's so good to you and me

Hati Sperti Hamba Kutak membawa apapun juga Saat ku datang ke dunia Ku tinggal semua pada akhirnya Saatku kembali ke surga Inilah yang kupunya hati sbagai hamba Yang mau taat dan setia padaMu Bapa Kemanapun kubawa Hati yang menyembah Dalam roh dan kebenaran sampai slamanya

Lingkupiku Dengan sayapMU Naungiku dalam kuasaMu Di saat badai bergelora Ku akan terbang bersamaMu Bapa Kau raja atas s'mesta Ku tenang sbab Kau Allahku

Wednesday, May 31, 2006

Matius 6:28-29 " Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa meminta, namun AKU berkata kepadamu : Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu bunga itu "

Sunday, May 28, 2006

Iman mengalahkan kekuatiran

Yesaya 26:3 "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan Damai Sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya" Filipi 4:2 "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur" Iman mengalahkan kekuatiran Kekuatiran membuat kita melihat hal-hal yang sebenarnya sama sekali tidak ada Kekuatiran membuat kita lumpuh sebelum kita benar-benar jatuh binasa Kekuatiran menyebabkan pelbagai macam kesulitan yang seyogyanya hanya ada damai sejahtera Percayalah kepada Yesus untuk mendapatkan jawaban yang akan melenyapkan segala bentuk kekuatiran Jangan kuatir ya....

Bapa kok berat?

Bapa, Kok berat sih ?

Oleh: Angela Christy

Jam 7 malam. Sudah cukup lama aku berkutat dengan pekerjaanku. Akubersiap-siap untuk meninggalkan kantor. Dengan enggankuangkat tas berat itu ke pundakku. Beban yang menekandi pundakku terasa begitu mengganggu, tapi aku memangharus membawa tas ini. Di perjalanan pulang, aku mengendarai sepeda motorkumasih dengan konsentrasi pada tas yang membebanipundakku. Seorang anak kecil menyeberang dengan sepedanya tanpamelihat ke kiri dan ke kanan. Huh, aku memaki dalamhati. Kecil kecil sudah menyebalkan, gimana gedenyananti.

Aku melanjutkan perjalanan masih dengan sejuta omelandalam hati. Ingin rasanya cepat sampai di rumah,supaya aku bisa beristirahat. Suara klakson yang berbunyi nyaring mengagetkan akudari lamunanku. Kulirik spion dan kulihat seorang anakmuda dengan mobil mewahnya membunyikan klakson dengannada tak sabar. Huh, kenapa sih dengan orang-orang ini? Emangnya dia nggak lihat kalau jalanan emang lagimacet? Emangnya dikira enak membawa tas seberat ini?

Ketika sampai di rumah, ternyata perasaan nyaman yangkuimpikan tak dapat kutemui. Suasana hiruk pikukkeluargaku terasa seperti dentuman-dentuman keras dikepalaku. Lagi-lagi aku memaki dalam hati. Aku capek. Aku ingin istirahat. Berat sekali yangharus aku angkat. Kenapa sih nggak ada yang maumengerti?

Malam hari. Akhirnya aku memperoleh ketenangan. Akubisa tidur dan beristirahat. Tapi tas besar dan beratini terasa mengganggu sekali. Aku tak bisa tidur. Tapiaku tak bisa melepaskannya. Aku kesal.

"Bapa, kenapa sih berat sekali? Sungguh-sungguh sangat mengganggu " Aku mengeluh sambil meneteskan air mata. "Mengapa engkau tidak meletakkan tas itu anakKu?" "Tapi aku tak bisa Bapa" "Kenapa?" "Lihatlah, semua tas ini berlabelkan tanggung jawab.Semua harus aku bawa setiap saat, aku tak bisameletakkannya. Tas hitam yang paling besar ini, lihat tulisan didepannya, PEKERJAAN. Semua tanggung jawab pekerjaankuada di dalamnya. Lalu yang coklat ini, KELUARGA. Aku juga tak bisameletakkannya. Semuanya adalah bebanku. Dan yang biru ini, PELAYANAN. Engkau tentu tak inginaku meletakkannya bukan?" Aku berusaha menjelaskan.

Bapaku yang baik hanya tersenyum, lalu mendekatiku. "Kemarilah, Aku ingin melihatnya." Ia melihat tas hitam besar yang kuletakkan dipundakku. "AnakKu, engkau dapat meletakkan tas ini. Ini memangtanggung jawab pekerjaanmu. Dan engkau memang harusmenanggungnya. Namun saat engkau melangkah keluar darikantor, engkau dapat meletakkan tas ini di sampingmeja kerjamu. Tenanglah, tidak akan ada yangmengambilnya. Lagi pula semua isinya adalah tanggungjawabmu bukan? Percayalah, tak akan ada yang tertarikuntuk mengambil tas ini, sehingga keesokan hari, saatengkau kembali ke kantor, pasti tas ini akan tetap adadi sana, dimana engkau meletakkannya. Dan engkau dapatmengambilnya kembali dan melanjutkan tanggungjawabmu". Ia tersenyum menunggu jawabanku. "Benar Bapa, tapi aku tak dapat meletakkannya. Iamelekat terus di pundakku". Ia menatapku dengan penuh kasih, lalu perlahanmengambil tas itu dari pundakku. "Kemarilah anakKu. Di saat engkau tak dapatmeletakkannya, Aku dapat membantumu untukmeletakkannya. Dan esok, Aku pun dapat membantumuuntuk mengenakannya kembali." Ia meletakkan tas hitam itu di dekat tempat tidurku. Rasanya pundakku lega sekali. Tas paling berat yang selalu menekanku telah diambil. Aku menggerak-gerakkan pundakku sambil tersenyum. "Engkau benar Bapa, rasanya enak sekali. Ringan. Besokaku akan lebih siap untuk melanjutkan pekerjaanku.Esok, pasti tas itu tidak akan terasa terlalu beratlagi". Aku menatap wajah Bapaku yang penuh kasih. Sungguh indah senyum dan sinar mataNya.

Ia menatap tas coklat di pundakku. "Lalu itu? engkau tidak ingin meletakkannya juga?" "Bapa, aku tidak bisa. Ini adalah tanggung jawabKELUARGA. Kemanapun aku pergi aku harus membawanya." "AnakKu, Aku sungguh bahagia karena engkaumemperhatikan setiap tanggung jawab yang kuberikanpadamu mengenai keluargamu. Tapi engkau pun tak boleh lupa, bahwa keluargamupunadalah milikKu. Dan aku memelihara setiap kepunyaanKu.Engkau memang harus membawa tas itu bersamamu, tapisesekali letakkanlah, agar engkau dapat bermain denganbebas dengan keponakanmu, bercanda dengan kakakmu,atau sekedar berbincang dan bercerita dengan orangtuamu. Rasanya belakangan ini Aku jarang melihatmumelakukannya". Aku tertunduk malu. Ia benar. Aku membawa tas ini kemana-mana, dankulaksanakan setiap tanggung jawab untuk keluargaku,tapi sepertinya ternyata tas ini menjadi jauh lebihberharga dari pada kehadiran keluargaku sendiri. Sekali lagi Bapa mengambil tas dari pundakku. "Mari anakKu, letakkanlah. Di saat engkau perlu,letakkanlah. Karena engkau dapat yakin, walaupunengkau meletakkannya dan meluangkan waktu dengankeluargamu, Akulah yang akan tetap menjagamu dankeluargamu". Dan pundakku menjadi jauh lebih lega.

Kini hanya tinggal satu tas biru yang masih memberatipundakku. "Bapa, tas yang satu ini sungguh-sungguh tak dapatkuletakkan. Setiap saat setiap waktu aku harusmembawanya. Karena setiap detik kehidupanku adalahpelayananku untukMu. Engkau tentu tak ingin aku meletakkannya bukan?" "Hmm benar juga". Aku terkejut mendengar jawabanNya. Sepertinya agaktidak sesuai harapanku. Ia telah membantuku meletakkankedua tasku sebelumnya, dan sepertinya akusungguh-sungguh berharap agar tas ini juga dapatkulepaskan. "Mari coba kulihat tas itu" Ia melihat dan meraba tas biru yang masih melekat dipundakku. "Anakku, sepertinya ada yang salah dengan tasmu ini. Kemarilah, coba lepaskan".

Ia mengambil tas biruku. "Anakku, engkau benar. Aku ingin agar engkau selalumelayaniKu dalam setiap detik kehidupanmu. Danpercayalah, itu sungguh-sungguh menyenangkan hatiKu. Tapi sepertinya tasmu ini bahannya terlalu berat,sehingga menekan pundakmu terlalu berat." Kemudian Ia memberikan aku satu tas biru yang lain. "Ini, pakailah tas ini sebagai gantinya. Ini merupakantas dengan bahan KASIH.

Jika engkau meletakkan semuapelayananmu di dalamnya, niscaya engkau tidak akanterbebani dengan tasmu ini". Aku menerima tas baruku dari tanganNya, lalumemindahkan semua isi tas lamaku ke dalam tas berbahanKASIH itu. Aku mencoba mengangkatnya. Ternyata Bapaku benar. Tasitu kini terasa ringan dan sungguh nyaman di pundakku.

Aku memandangNya penuh kasih. "Terima kasih Bapa. Aku sungguh mengasihiMu. Terimakasih untuk pelajaranMu hari ini".

Just to read this has already change me a lot. It is releasing. So..there are time for everything..Let Him lead the way and everything will be perfect.

Thursday, May 25, 2006

Ada waktu untuk segalanya..

Turut berduka untuk Jogja...turut berduka atas segala kehilangannya, turut berdoa disini, karna Tuhan pasti punya rencana untuk segala sesuatunya. Dan walaupun saat ini tidak seindah yang manusia bayangkan, rencana Tuhan pasti indah, dan Tuhan tidak pernah terlambat atau salah perhitungan, selalu ada waktu untuk segalanya..just keep your faith in Jesus! Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal; Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Pengkotbah 3:1-8,11

First Song

Sesuatu menggerakkan gue untuk bikin blog ini. Sesuatu yang namanya Roh Kudus..sesuatu dari dalam yang bikin gue gerah untuk berbagi kesaksian dan membawa jiwa untuk Tuhan Yesus. 6 tahun yang lalu gue naik sidi, tapi yang g lakukan selama itu hanya memikirkan hidup gue sendiri dan membuang-buang waktu dengan hal-hal yang gak penting. 25 Mei 2006, Kenaikan Tuhan Yesus..dan menanti kedatangan Dia untuk jemput kita semua yang percaya pada-Nya. Karna rumahku di sorga sudah disipain Tuhan..sekarang waktunya menuai jiwa-jiwa yang belum percaya..jadi..apa kamu gak mau punya rumah di sorga :) Kasih yang sempurna telah ku trima dariMU Bukan karena kebaikanku Hanya oleh kasih karuniaMu Kau pulihkan aku Layakkanku tuk dapat memanggilMu Bapa Kau bri yang kupinta Saat ku mencari ku mendapatkan Kuketuk pintuMu Dan Kau bukakan Sbab Kau bapaku Bapa yang kekal Takkan Kau biarkan Aku melangkah hanya sendirian Kau selalu ada bagiku Sbab Kau Bapaku Bapa yang kekal